Lestarikan Warisan Budaya Kerajaan Sriwijaya, Srikandi PLN UP3 Palembang Pelajari Kerajinan Angkinan di Kampung Sunan

Posted by : Dwi 17 Oktober 2024

PALEMBANG – Selama ini, Kota Palembang sangat dikenal dengan karya tekstilnya berupa songket dengan berbagai motif tetapi masih banyak yang belum tahu sulam angkinan, padahal sudah Sulam Angkinan ini sudah diproduksi sejak Kerajaan Sriwijaya. Sulam angkinan merupakan teknik dan seni menyulam di atas kain beludru yang biasanya digunakan untuk baju adat, sarung bantal, sprei dan hiasan kamar pengantin seperti tirai.

Sadar akan pentingnya pelestarian salah satu warisan budaya kerajaan Sriwijaya ini, Srikandi PLN berkunjung ke salah satu kawasan pengrajin Angkinan, yang berada di Kampung Sunan, Kalidoni, Palembang.

Disambangi di galeri kerjanya di Kampung Sunan, Ibu Afriyuna yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan pengrajin Angkinan mengungkapkan bahwa keahllian yang beliau miliki dalam menyulam  Angkinan ini di perolehnya dari ilmu turun temurun dari neneknya. Sejak berumur 10 tahun beliau sudah diajarkan untuk menyulam. Karna selain melestarikan budaya, angkinan juga menjadi salah satu pendorong ekonomi bagi keluarganya.

“ Alhamdulillah dengan keahlian sulam angkinan ini cukup untuk membantu ekonomi keluarga kami selama ini, dan selain itu saat ini saya telah mengajak kurang lebih 50 perempuan diKampung Sunan ini untuk bersama-sama mengelola kerajinan sulam angkinan”, ungkapnya.

Berbeda dari Songket, Sulam angkinan berbahan dasar kain beludru yang disulam dengan aneka jenis benang, seperti benang emas dan payet. Proses pengerjaannya membutuhkan waktu kurang lebih 15 hari untuk 1 set bantal kursi ataupun bahan pakaian. Produk-produk yang kami hasilkan pun sudah beraneka ragam.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu Srikandi PLN, Santi Miastuti diajarkan bagaimana teknik menyulam angkinan. Beliau menyadari bahwa hal ini tidak langsung membuat kita ahli dalam menyulam karna diperlukan teknik khusus dan ketekunan dalam menyulam sehingga hasil yang didapat rapi dan rapat jahitannya.

“ Perlu ketelitian dan ketekunan dalam menyulam angkinan, apalagi untuk menciptakan pola-pola yang harus di sulam tersebut, saya sangat senang sekali berkesempatan mencoba menyulam angkinan dan berharap Srikandi PLN dapat lebih banyak lagi ikut berperan dalam melestarikan budaya kerajaan sriwijaya ini”, Ungkapnya.

Afriyuna, Ketua Kelompok Ibu-ibu Penyulam Angkinan Kampung Sunan sangat berterima kasih atas kunjungan Srikandi PLN dan berharap PLN dapat membantu mengembangan usaha kerajinan angkinan ini, karena saat ini mereka mempunyai pangsa pasar yang terbatas padahal kerajinan ini menjadi penyokong besar dalam perekonomian di Kampung Sunan serta perlu adanya regenerasi penyulam muda yang akan meneruskan kerajinan angkinan ini agar tetap lestari.

RELATED POSTS
FOLLOW US